Berita Pilihan

Jumat, 08 Feb 2019, 10:36:34 WIB - 382 |

Surabaya - Gelaran Konferensi Nasional Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) 2019 berlanjut. Kali ini, kegiatan lebih kepada pemberian materi. Menariknya, materi diberikan langsung Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Prof. Laoli sekaligus membuka gelaran konferensi. Kamis (07/02/2019).

Konferensi diikuti oleh pengelola LPPL radio dan televisi kabupaten/kota se-Indonesia dengan narasumber Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Wira Juda, Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis, dan Ketua Dewan Pengawas LPP RRI Mistam. Acara berlanjut dengan Konferensi Nasional bersama seluruh peserta, penyerahan rekomendasi konferensi, deklarasi Panca Suara LPPL Indonesia dan penyerahan surat kepada Dewan Pers tentang Asosiasi LPPL.

Satya Wira Juda dalam presentasinya mengatakan, DPR RI akan mendukung penuh eksistensi LPPL. Dan, pemerintah daerah sudah semestinya mengoptimalkan peran LPPL dalam menyebarkan informasi terkait berbagai program pembangunannya. "Kami dari anggota dewan sendiri sangat membutuhkan keberadaan LPPL. Sebab, LPPL dapat menyentuh langsung ke pelosok-pelosok daerah. Dan ini sangat penting untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait beragam kegiatan kelembagaan baik pemerintah daerah maupun pusat serta kelembagaan non pemerintah," jelas Wira Juda.

Yuliandre Darwis mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi atas diselenggarakannya konferensi nasional LPPL yang diharapkan dapat menjadi penyulut semangat untuk membangun sarana komunikasi demi kemajuan dunia penyiaran Indonesia.”

”LPPL juga harus menjadi lokomotif untuk memotivasi dan menjadi patokan kepada lembaga penyiaran swasta. Sehingga setiap pelaku penyiaran ini dapat berpacu dalam berkontribusi untuk mengedukasi masyarakat di seluruh Indonesia.” Yuliandre Darwis menambahkan.

Berbagai hal mengemuka saat puncak konferensi yang bertempat di Santika Premier Hotel Surabaya tersebut. Konferensi nasional sekaligus memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2019 tersebut diikitu seluruh LPPL di tanah air.

Dirjen PPI Kementerian Kominfo Laoli menuturkan media mengambil peranan seiring membludaknya informasi seperti sekarang ini. Media menjadi pembuktian terakhir akan suatu berita yang dihembuskan. Sebab, tak dipungkiri banyaknya oknum maupun pihak yang sengaja membuat berita tertentu demi keuntungan pribadi maupun golongan. Artinya, media harus menjadi pencerah disaat banyaknya informasi tak bertanggung jawab yang berseliweran tersebut.

“Begitu juga dengan radio yang harus berperan aktif dalam hal tersebut. LPPL harus ada untuk memberikan informasi yang kredibel,” ujarnya.

Namun, bukan berarti tanpa tantangan. Hasil survei membuktikan empat dari sepuluh pendengar radio menggunakan handphone. Artinya, radio streaming menjadi pesaing sendiri. Ini wajib diwaspadai. Laoli berharap LPPL terus berinovasi dengan menyuguhkan konten-konten menarik. Memanfaatkan perkembangan teknologi serta melek dengan hal-hal baru. Pihaknya optimis radio bakal terus ada. Namun, harus terus berinovasi agar tetap menjadi media alternative pilihan masyarakat.

“LPPL akan terus eksis apapun namanya. Pemerintahan pastinya terus mendukung. Mulai RUU penyiaran yang merupakan produk inisiatif DPR hingga pengutan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),”ungkapnya.

---